Pasangan Anung Indro Susanto-M. Fajri (Afi) memertanyakan independensi petugas penelitian dan pencocokan (coklit) data pemilih dalam menjalankan tugasnya. Afi menengarai ada indikasi petugas yang “berperan ganda” yakni ikut menyosialisasikan pasangan tertentu.
Ketua tim pemenangan Afi, Sugeng Riyanto, mengklaim banyak laporan yang masuk terkait independensi petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) saat coklit. Menurut Sugeng, ada sejumlah petugas yang perlu dipertanyakan independensinya karena turut mengarahkan warga pada pasangan petahana.
“Saat coklit, petugas menyampaikan pesan tertentu yang menguntungkan salah satu pasangan calon. Laporannya tidak hanya satu tapi merata di lima kecamatan. Kalau hal ini benar tentu sangat disayangkan,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Senin (24/8/2015).
Sugeng menilai PPDP sebagai tangan panjang KPU mestinya netral saat menjalankan tugas. Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, KPU berkewajiban memastikan PPDP yang bekerja bersih dari kepentingan politik tertentu. Pihaknya mengaku merasa dirugikan atas proses verifikasi pemilih yang berjalan sebulan terakhir.
Pihaknya berencana mendalami laporan tersebut lewat tim hukum dan advokasi. Dalam waktu dekat, Afi juga akan membuka posko pengaduan untuk pelaporan dugaan pelanggaran dalam Pilkada. Sugeng mengaku akan memaksimalkan kader dan simpatisan untuk menelisik dugaan pelanggaran yang mungkin terjadi. “Kami juga berharap peran aktif masyarakat agar pilkada dapat berjalan fair,” kata dia. (AR)
Sumber : Solopos
ConversionConversion EmoticonEmoticon