Mengenal Lebih Dekat Titin Saptaningrum, Istri Calon Wakil Walikota Solo Muhammad Fajri

Titin Saptaningrum, Istri Calon Wakil Walikota Solo Muhammad Fajri

Titin Saptaningrum, S. Sos. adalah istri tercinta mas Fajri, calon wakil walikota Solo 2015-2020. Lahir di sebuah desa di Klaten pada 19 Agustus 1970 dan dibesarkan di keluarga yang religius dan sederhana. Titin menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Klaten dan melanjutkan studi S1 jurusan Komunikasi Massa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret di Solo.

Titin aktif menjadi aktifis organisasi dari sejak remaja baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Titin aktif menjadi ketua Karang Taruna desa Belang Wetan. Dalam kegiatan keagamaan pun Titin aktif menjadi ketua Bidang dakwah Nashyatul ‘Aisyah Ranting Belang Wetan. Saat kuliah di UNS, Titin aktif mengelola dan membina remaja masjid di sekitas kampus bersama rekan aktifisnya di JN UKMI Nurul Huda bidang Ramanda (Remaja Masjid Nurul Huda).

Titin adalah teman dekat adik Mas Fajri dan juga teman sekelas mas Fajri saat duduk di bangku SD. Kedekatan Titin dengan adik mas Fajri ini menjadi awal dimulainya kisah cinta Titin dan mas Fajri. Meski bertetangga dan saling mengenal satu sama lain, proses pernikahan Titin dan mas Fajri tetap sesuai dengan syari’at tanpa ada masa pacaran. Titin dan mas Fajri menikah di masa kuliah tepatnya saat masih semester 7.

Namun meski menikah di usia muda, Titin tetap bertekad kuat untuk segera menyelesaikan kuliahnya. Titin menjalani konsekuensi menikah muda yaitu harus melewati masa skripsi dengan kesibukan sebagai istri dan juga kehamilan anak pertama. 

Titin pernah berkarir di sebuah Lembaga Bimbingan Belajar sebagai Kepala Cabang di Klaten. Karirnya cukup menguras tenaga dan waktu sehingga perhatian pada keluarga dan anak kurang maksimal. Titin pun memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga meski sebenarnya ia masih menyimpan mimpi menjadi dosen dan melanjutkan studi hingga S3. Fokus membina putra-putrinya menjadi alasan Titin mengurungkan mimpi dan memilih menjadi ibu rumah tangga. Menurut Titin, mas Fajri sudah cukup sibuk dengan kesibukannya di luar rumah sehingga harus ada yang fokus memperhatikan anak. Selain itu, Titin tidak mau jika putra-putrinya harus diasuh orang lain. 
Sama dengan mas Fajri, Titin suka mencoba hal-hal baru dan setelah menguasai hal baru tersebut Titin akan berpindah ke hal baru lainnya. 

Keluarga Muhammad Fajri


Untuk mengisi waktu luang dirumah, Titin menekuni kegiatan bercocok tanam. Titin juga mengikuti kursus menjahit dan memasak hingga tingkat mahir.Kursus ini menjadi modal keahlian Titin membuka usaha kue kering bersama adiknya yang juga jago masak. Bisnis kue kering dengan merk “Mak Prul” ini selalu ramai dipesan masyarakat Solo selama bulan Ramadhan dan Idhul Fitri. 

Sosok Mas Fajri di mata Titin tidak hanya seorang suami melainkan sebagai teman yang enak diajak diskusi. Mas Fajri tidak pernah marah pada Titin ataupun anak-anaknya. Jika istri atau anaknya salah, mas Fajri mengajak mereka berdiskusi dan menasehati.

Caranya menyampaikan nasehat juga tidak menggurui namun seperti teman yang sedang saling menasehati. Menurut Titin, Mas Fajri juga sosok pemimpin yang bertekad kuat dan berkepedulian tinggi. Jika sudah memutuskan sesuatu, mas Fajri akan menyelesaikannya sampai tuntas.

Suami, Istri dan anak adalah tim, harus selalu kompak. Harus berkaca satu sama lain untuk saling mengoreksi. Jangan merasa kita paling sedih karena kita harus peduli dan pahami bahwa anggota keluarga lainnya juga memiliki beban masalah yang mungkin sama dengan kita atau bahkan lebih berat. 

Itu Pesan yang sering ditanamkan oleh mas Fajri kepada keluarganya. Keputusannya menerima amanah sebagai calon wakil walikota juga didiskusikan dengan istri dan anak-anaknya. 

Titin berharap, Jika mas Fajri terpilih menjadi wakil walikota bersama pak Anung sebagai walikota, semoga bisa merubah kota Solo menjadi lebih baik terutama kesadaran ibu-ibu dalam mendidik putra-putrinya agar lebih perhatian pada anak baik ibu itu meniti karir ataupun tidak. Karena fenomena anak muda sekarang sudah sangat memprihatinkan dan ibu lah yang berperan menjadi pendidik pertama putra-putrinya.

Previous
Next Post »