Sebagian besar kampung Mutihan, Rt 03 dan RT 04 RW X, Kelurahan Sondakan, Laweyan merupakan perajin batik. Hingga jalan di depan rumah mereka dinamakan Lorong Batik. Tapi sayang, nama tersebut belum membawa hoki. perajin di Lorong Batik butuh pemasaran. Karena selama ini pemasaran ke luar daerah cukup seret. Ini terungkap saat puluhan warga bertemu dengan Calon Walikota Solo Anung Indro Susanto, pada kampanyenya, kemarin jum'at (19/9). Ketua RT 04 RW X Siswanto mengatakan produk batik yang dihasilkan warganya antara lain kemeja, daster, serta produk lainnya.
"Ada sekitar 80 kepala keluarga di sini, sebagian besar pembatik. Tetapi kami kesulitan memasarkan produk kami keluar. Kami minta ada solusi agar perekonomian warga lebih baik dan sejahtera" harapnya.
Menanggapi permintaan warga, Mas Anung mengakui, pemasaran menjadi salah satu kunci berbisnis. Apalagi Kota Solo identik dengan batik. Itu dapat memberikan keuntungan bagi perajin batik.
"Orang kalau ke Solo itu pasti mikirnya batik. Ini adalah produk yang selalu dicari orang. Makanya kita harus rajin promosi dengan menggelar pameran-pameran, event-event agar masyarakat atau konsumen tahu bahwa Solo mempunyai banyak macam produk batik. Pameran tidak hanya di hotel atau tempat-tempat mewah, tapi di perkampungan batik seperti ini juga perlu. Lha wong Pekalongan saja samapai jual batik ke Solo. Jadi dengan promosi yang baik, batik di Kota Solo pasti akan bisa laku" beber Mas Anung.
Selain mengunjungi warga Lorong Batik, dalam kesempatan kampanye kemarin, Mas Anung dijadwalkan berdiskusi dengan masyarakat Kelurahan Tipes kemudian bertemu dengan khatib jum'at se-Solo di Masjid Baitusy Syukur, Karangasem.
Kemudian pada malamnya, Mas Anung bertemu dengan Ustadz Ali di pondok Pesantren Takmirul Islam dan dilanjutkaan pertemuan dengan warga Kampung Losari RT 2 RW 3 Semanggi. Anung mengakhiri kegiatan kampanye kemarin dengan bersilaturahmi dengan warga Suronalan, Pajang, Laweyan.
Sumber: Radar Solo
Sumber: Radar Solo
ConversionConversion EmoticonEmoticon