Di belakang seorang lelaki yang sukses ada dua wanita hebat, yaitu ibu dan istrinya. Ungkapan ini mungkin cocok untuk Sri Subakti atau yang lebih akrab dipanggil dengan Bu Bakti. Wanita kelahiran Klaten, 17 Juni 1962 ini tumbuh besar di lingkungan petani. Hal ini menuntut Bu Bakti belajar kerja keras sejak dini dengan meluangkan waktu membantu pekerjaan orang tua. Selain itu, pekerjaan ayah sebagai petani dan ibu sebagai pedagang lurik membuat Bu Bakti terbiasa bergaul dengan karyawan yang bekerja dirumahnya. Hingga kini, Bu Bakti menjadi pribadi yang supel, mudah bergaul dan diterima orang sekitar.
Istri mas Anung yang juga berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintahan Kota Surakarta ini gemar berolahraga. Olahraga favorit Bu Bakti adalah Tennis. Bersama rekan-rekan kerja dan suami, Bu Bakti selalu meluangkan waktu untuk Tennis dua kali dalam satu pekan. Kegemaran berolahraga ini menurun kepada putra-putrinya yang sampai sekarang selalu rutin menyediakan waktu khusus untuk olahraga.
Kepedulian sosial yang sangat tinggi terlihat dari kebiasaan Bu Bakti menyisihkan sebagian uang untuk disedekahkan sebelum berangkat ke kantor. Jika Bu Bakti tidak sempat melakukannya, maka Bu Bakti akan memberikan uang itu kepada rekan kerja atau orang sekitar kantor yang membutuhkan. Kepedulian ini ia teladani dari ibunya yang setiap pagi selalu menyempatkan waktu memberi makan kepada orang sekitar yang kurang mampu dan membutuhkan.
Sopo nandur bakal ngunduh, filosofi jawa ini tepat untuk menggambarkan kepedulian dan kebaikan yang sering Bu Bakti lakukan untuk orang lain. Bu Bakti yakin, saat kita melakukan kebaikan atau keburukan maka suatu saat nanti kita akan memanen kebaikan atau keburukan yang telah dilakukan, baik itu datang pada kita sendiri atau pada anak-cucu kita kelak. Maka dari itu, Bu Bakti selalu berusaha menjaga dirinya untuk senatiasa berbuat kebaikan kepada siapa saja.
Dari SD hingga SMA, Bu Bakti menimba ilmu di kota kelahirannya, Klaten. Lalu melanjutkan S1 jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP UNS) Surakarta dan menyelesaikannya pada tahun 1992. Di masa muda hingga masa kuliah, Bu Bakti aktif mengikuti oraganisasi. Awalnya, Bu Bakti hanya mengikuti jejak kakak-kakaknya namun seiring berjalannya waktu ia pun berkontribusi aktif di Karang Taruna dan KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia). Kebiasan baik yang ditanamkan orang tua dan pengalaman organisasi ini yang menjadi bekal Bu Bakti berkarya melayani masyarakat kota Solo di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) sebagai Kepala Sie Pengawasan.
Pengalaman bekerja sebagai PNS di Pemerintahan Kota Surakarta juga ia dapat dari saudara-saudara kandungnya yang sukses berkarir sebagai Bupati Jepara, Bupati Kendal, dan Sekda Boyolali. Sebelum berkarir di Dinsosnakertrans, Bu Bakti mengabdikan diri untuk Kota Solo di Dinas Catatan Sipil, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Jebres dan juga Koperasi. Terus bekerja keras dan memberikan yang terbaik adalah motivasinya dalam bekerja. Prinsip kerja ini ia tularkan kepada tim kerjanya di kantor. Ia tidak mau kalah dengan saudara-saudaranya yang sudah sukses dan memberi pengabdian terbaik untuk kota tempat tinggal mereka. Bu Bakti yakin, jika saudara-saudaranya bisa berhasil pasti ia juga bisa.
Tuntutan karirnya sebagai PNS cukup menguras waktu dan perhatian sehingga pernah suatu saat putra-putrinya jatuh sakit karena kurang perhatian dan pengawasan. Namun, Mas Anung sebagai kepala keluarga mengajak Bu Bakti berdiskusi dan membuat kesepakatan terkait karirnya. Mereka sepakat mas Anung yang mengedepankan karirnya namun dengan satu syarat harus selalu melakukan yang terbaik dan berprestasi di setiap pekerjaannya. Berkat dukungan dan doa istri tercinta, mas Anung dapat selalu berprestasi dalam setiap jenjang karirnya hingga memutuskan untuk mencalonkan diri menjadi Walikota Solo. Karir Bu Bakti yang terus berjalan tidak menganggu pembinaan putra-putrinya, terbukti putra-putrinya dapat melanjutkan studi ke jurusan yang diminati tanpa tes atau jalur PMDK-sekarang SNMPTN.
Menurutnya, mas Anung adalah sosok pemimpin yang cerdas dan jujur. Mas Anung selalu mempunyai ide-ide kreatif untuk memecahkan suatu masalah. Ide-ide kreatif mas Anung yang pernah diberikan untuk Kota Solo antara lain menginisiasi pemberian dana Block Grant, membuat transparansi keuangan daerah, dan memenangkan lomba kelurahan tingkat Nasional. Prestasi tersebut yang mengantarkan mas Anung menjadi rekan dan teman diskusi presiden kita, Pak Jokowi, sejak menjadi Walikota Solo hingga Gubernur DKI Jakarta.
Bu Bakti berharap jika suami tercintanya, mas Anung, terpilih menjadi Walikota Solo periode 2015-2020, kelak mas Anung dapat mengemban amanah dari Allah sebagai orang pilihan untuk melayani rakyat Solo. Semoga mas Anung dapat mewujudkan ide dan mimpi membangun Kota Solo seperti yang pernah dilakukannya bersama Pak Jokowi saat menjabat sebagai Walikota Solo. Selain itu, Bu Bakti juga berharap suaminya dapat menjadikan warga Solo menjadi masyarakat yang menjaga hubungan, komunikasi dan kerjasama satu sama lain dengan lebih baik lagi.
ConversionConversion EmoticonEmoticon