Kampanye, AFI Pilih Angkat Tema Kesehatan

Cawawali Solo, Muhammad Fajri mengikuti senam pagi di Are Gor Manahan

Pasangan Calon Walikota (Cawali) Anung Indro Susanto dan Calon Wakil Walikota (Cawawali) M Fajri (AFI) mengisi jatah kampanye dengan mengikuti senam pagi, Minggu (6/9/2015).

Senam yang digelar di depan Gelanggang Pemuda Bung Karno di area Stadion Gelora Manahan itu pun menjadi ajang interaksi dengan warga. Tampil dengan busana kasual, Fajri langsung bergabung dengan peserta senam lainnya.

Kesempatan itu juga dimanfaatkan warga untuk mengajak berfoto bersama atau sekadar bersalaman dengan pasangan nomor urut 1 itu. Cawali Anung juga sempat hadir di lokasi menyapa warga. Namun, Anung tak mengikuti kegiatan sampai selesai. Dia dijadwalkan hadir dalam pengajian calon jamaah haji di Laweyan.

warga  mengajak berfoto bersama


“Pak Anung dan Pak Fajri ikut serta dalam kegiatan olahraga bersama warga. Tidak ada agenda khusus untuk dialog atau pembagian bahan kampanye. Hanya ingin dekat berada di tengah-tengah masyarakat,” ungkap Ketua Tim Pemenangan AFI Sugeng Riyanto, Minggu (6/9/2015).

Menurutnya, kehadiran mereka dalam kegiatan olahraga tersebut membawa pesan agar masyarakat memiliki gaya hidup sehat. Salah satunya dengan rutin berolahraga. Apalagi, Solo punya fasilitas olahraga yang memadai, seperti Stadion Manahan.

“AFI ingin mengingatkan soal pentingnya hidup sehat sebagai gaya hidup pilihan. Isu kesehatan menjadi salah satu program yang menjadi prioritas AFI,” terangnya.

Hal itu juga disampaikan Cawali Anung Indro Susanto. Menurutnya kesehatan merupakan satu dari empat program unggulan yang digagas AFI.

Anung mengatakan, promosi kesehatan harus ditekankan pada upaya preventif atau pencegahan daripada kuratif atau pengobatan.

“Peningkatan derajat kesehatan warga harus dimulai dengan memperbaiki pola hidup mereka. Caranya dengan mencegah timbulnya penyakit lewat upaya-upaya preventif. Seperti perbaikan gizi, kebersihan lingkungan serta olahraga,” kata dia.

Jika warga terlanjut sakit, menurutnya, biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih besar. Bahkan proses pengobatan pun terkadang tak bisa mengembalikan kesehatannya 100 persen.

“Kalau sudah terlanjur sakit, biaya kuratif terlalu besar. Itu pun belum tentu bisa kembali seperti sedia kala,” tutupnya.

Sumber : Joglosemar
Previous
Next Post »