Calon Wakil Walikota Solo, Muhammad Fajri bersama Lord Shymponi |
[Cerita dikit] Klo bicara kongkret2an, ini orang bisa diteladani. Kami waktu pertama kali bertemu, hampir seluruh dari kami tidak menduga kalau orang inilah yang saat ini sedang digadang2 jadi calon wakil walikota Solo. Tampilannya tidak mainstream gaya kader-kader PKS [Partai Keadilan Sejahtera] yang nampak seperti anak Masjid. Tampilannya sangat gaul dari mulai tampang-pakaian-gesture-nya; gaya bahasanya sangat membumi tapi tidak lepas dari kesan dan konten intelektualnya. Lingkungan binaannya itu kalangan grassroot, para pengamen jalanan, preman-preman, warga miskin kota, sampai ke para pemusik aliran metal. Blas, tampilannya dan ruang aktivitasnya dah mirip dengan kawan2 kiri.
Kamu tidak akan pernah menyangka kalau doi pernah jadi Ketua DPD PKS Kota Solo, dan pernah menjadi anggota DPRD Kota Solo 2 [dua] periode. Lahir dari keluarga yang kental dengan nuansa gerakan, telah banyak membentuk doi jadi kader gerakan yg kuat. Gini2 doi ini mantan anak FISIP UNDIP. Dua anak perempuannya, kuliahnya ambil kedokteran dan psikologi. Alasannya terkait kedua anaknya itu sangat ideologis; kata doi, itu karena kesepakatan keluarga besarnya bahwa harus ada yang bisa pergi berjuang dan menemui kematian dalam berjuang. Dalam hal itu, bidang2 medis-psikologi dianggap akan mempermudah akses kalau ingin terjun ke medan juang di negeri Palestina sana, sekaligus diniatkan mencari jodoh disana.
Ada celetukan yang menarik saat salah satu anak band metal binaan doi yang sangar dan bertato saat berbincang dengan salah satu kawan kami, pakai kosakata 'ghiroh' misalnya hehe, kosakata yg biasanya kerap di pakai di kalangan aktivis gerakan Islam. Lalu saat ingin sholat berjamaah, salah seorang dari mereka bilang; "Mas gak mukim kan, mas yg jadi imam saja, sholatnya di qoshor, ntar pas salam; kami terus melanjutkan sholat" Nah kan hal tentang fiqh sholat juga tau itu anak metal sangar.
Gitudeh,,, orang2 kongkrit yang berjuang tanpa henti di akar rumput itu banyak bangeeet. Kalo kita mah apalahh atuuh, barangkali sebagian kita hanya peribut di social media saja (termasuk saia). yang pada kongkret disono udah dari dulu memposisikan jadi pemain dalam gelanggang; lalu kapan kita akan ikut terjun juga jadi pemain dan bukan jadi pengamat terus? hehe…
Oke Mas Fajri, maju terus untuk kota Solo lebih baik
*Disadur dari Fb Adi Onggoboyo
ConversionConversion EmoticonEmoticon